Tersebarnya Katalog Wanita-Wanita Alexis bikin Gempar



Dunia maya dihebohkan dengan katalog yang berisikan deretan wanita cantik, mulai dari mahasiswi, model hingga pedangdut, yang diduga menjadi pelayan seks di hotel Alexis. Daftar itu diberi nama Katalog Alexis. Katalog itu terdiri dari 26 halaman.
Di dalamnya terdapat foto-foto wanita cantik, dengan pakaian seksi dan pose menantang. Tak hanya satu foto, tapi sekitar tiga hingga empat foto untuk masing-masing wanita. 

Dunia maya dihebohkan dengan katalog yang berisikan deretan wanita cantik, mulai dari mahasiswi, model hingga pedangdut, yang diduga menjadi pelayan seks di hotel Alexis. Daftar itu diberi nama Katalog Alexis. Katalog itu terdiri dari 26 halaman.

Di dalamnya terdapat foto-foto wanita cantik, dengan pakaian seksi dan pose menantang. Tak hanya satu foto, tapi sekitar tiga hingga empat foto untuk masing-masing wanita. 

Selain foto-foto para model, dijelaskan juga nama, tinggi badan, berat badan dan juga ukuran payudara si wanita tersebut. Di dalamnya terdapat 78 foto yang menyertakan profesi sang wanita. Langsung saja katalog ini menggegerkan publik. Ada yang meragukan tetapi banyak juga yang mempercayai hal tersebut. Katalog ini beredar di media sosial dalam format file portable document format atau PDF.

Beredarnya Katalog Alexis ini tak hanya mengejutkan publik, tetapi juga wanita-wanita yang wajahnya terpampang dengan jelas di situ. Yang pertama bereaksi adalah Widuri Agesty. Model yang sempat menjalin hubungan asmara dengan Jupiter Fourtissimo ini dibuat marah dan kesal bukan kepalang soal tersebut. Ia marah karena merasa difitnah dan dipermalukan dengan katalog yang terlanjur viral, tetapi belum terbukti kebenarannya itu. 


"Saya tidak pernah bahkan tidak merasa sebagai apa yang sedang dibicarakan saat ini (sebagai model Alexis)," kata Widuri saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Ia bercerita, mengetahui wajah dan namanya muncul di daftar tersebut dari teman-temannya. Ia mengaku sangat terkejut. 

Widuri yang merasa nama baiknya tercemar, tak tinggal diam. Ia mencoba menelusuri dengan mencari informasi dari berbagai pihak. Dan yang pertama adalah bertanya langsung ke pihak Alexis. Ia mendatangi dan menanyakan hal tersebut kepada pegawai hingga ke bos hotel yang terletak di Pademangan, Jakarta Utara, tersebut. 

"Saya sempat datangi Alexis-nya langsung, semua staf hingga owner berbicara mereka tidak pernah mengeluarkan katalog seperti itu. Jadi menurut saya ini kerjaan oknum-oknum iseng aja," ujar wanita berusia 22 tahun itu.

Belum puas hanya mendapatkan informasi dari pihak Alexis, Widuri memutuskan membawa kasus ini ke ranah hukum. Widuri melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya, Selasa 7 November 2017. Ia didampingi kuasa hukumnya, Krisna Murti.

Ia melaporkan sejumlah pihak yang telah memasukkan dan menyebarkan foto dirinya ke Katalog Alexis.

"Saya sebagai kuasa hukum Widuri melaporkan sebuah akun yang menyebarluaskan apa yang kita sebut saat ini sebagai 'Katalog Alexis', yang di mana dicantumkan beberapa foto Widuri yang seakan-akan Widuri itu pekerja Alexis," ujar Krisna Murti, di Polda Metro Jaya.

Krisna mengatakan, pelaporan itu dilakukan pihaknya dengan acuan UU ITE. Ia menambahkan, pihak kepolisian tengah  menelusuri beberapa akun yang menyebarluaskan file PDF katalog tersebut melalui Instagram.

Usai Widuri, sejumlah wanita lain yang foto dan namanya tersangkut di katalog yang menghebohkan itu juga mendatangi Polda Metro Jaya, di hari yang sama. Di antaranya adalah Junika Wijaya. Wanita berusia 21 tahun ini juga berprofesi sebagai model. 

Junika mengaku merasa sangat dirugikan dengan beredarnya file PDF itu, karena berdampak bagi dirinya dan kepada lingkungan terdekatnya.

"Saya enggak suka, karena saya kena beban psikis jadi enggak bisa ngampus dan bersosialisasi. Keluarga saya tidak terima, teman-teman saya merasa terpojokkan. Yang jelas saya enggak bisa merasa bebas," kata Junika di Polda Metro Jaya.

Ia juga merasa tak enak hati dengan keluarga besarnya. Junika merasa ia dan keluarga dipermalukan karena katalog tersebut. 

Junika mengakui bahwa foto-foto yang muncul di katalog tersebut adalah dirinya. Namun, katanya, foto-foto yang dimasukkan ke daftar itu diambil dari akun media sosialnya. Padahal, postingan foto-fotonya itu diunggah sejak dua tahun lalu di Instagram.

Ketika ditanya apakah dirinya kenal dengan para wanita yang tampangnya juga dipasang di daftar tersebut, Junika tak membantahnya. "Ya, ada beberapa yang sempat satu majalah bareng, teman main, ya mayoritas kenal," ujarnya.

Selain model, nama pedangdut Shinta Bebi juga melaporkan kasus ini ke ranah hukum. Ia merasa nama baiknya sudah dicemarkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Sementara itu, mahasiswi bernama Mala Ghassani juga membawa kasus ini ke polisi. Ia mengaku, sebagai seorang wanita harga dirinya seperti diinjak-injak karena nama dan fotonya dicatut dalam katalog tersebut.

Shinta Bebi tak bisa menutupi kemarahannya saat melaporkan kasus pencatutan nama dan fotonya di Katalog Alexis. Ia sangat geram dan tak bisa menahan emosi. Maklum, selain merasa dipermalukan dan nama baiknya tercemar, kasus ini berdampak pada kariernya sebagai artis. Katanya, ia mengalami kerugian secara moral dan materiil. Karena namanya dicatut di dalam katalog tersebut, sampai harus kehilangan pekerjaannya.

"Tadinya syuting tanggal 8 (November), tapi enggak jadi. Jadi saya di sini untuk melaporkan atas kerugian yang ada, termasuk soal pekerjaan itu, dan yang mencemarkan nama baik saya," ujarnya dengan nada kesal. 

Selain itu, ia nyaris gagal menikah karena katalog yang menghebohkan tersebut. Shinta mengaku sangat malu kepada pihak keluarga calon suaminya. Maka dia mengaku sangat ingin mengonfirmasi jika hal itu hanyalah hoaks semata.

"Itu jelas mengganggu sekali. Sama calon suami dan terutama kepada calon mertua saya. Makanya saya mau konfirmasi kalau ini enggak benar," kata Shinta. Untungnya, calon suaminya lebih percaya kepada dirinya, sehingga merasa lebih tenang.

Senada dengan Shinta, Widuri juga harus gigit jari karena kehilangan kontrak iklan. Sejumlah kontrak iklan yang sudah ditandatangani ada yang dihentikan atau dibatalkan karena kasus tersebut. 

"Ada beberapa iklan yang menghentikan kontrak dengan Widuri. Dan ada juga beberapa yang pending sambil menunggu klarifikasi dan kejelasan terkait kasus ini. Nah, hal ini, kan jelas merugikan Widuri," ujar kuasa hukum Widuri, Krisna Murti. 

Selain itu, Widuri mengaku kalau beberapa kontrak iklan dan pekerjaan lainnya juga ditunda, sampai ada kejelasan terkait masalah ini dari segi hukum. "Banyak kerjaan menjadi pending dan butuh kejelasan hukum atas kasus ini," kata Widuri

Namun, dampak terberat yang dirasakan Widuri terkait masalah ini adalah pihak keluarga besarnya. Terlebih lagi ibundanya yang dinilai sangat syok. 

"(Dampak) Yang utama ya itu ada di keluarga. Bayangkan aja bagaimana ibu saya yang melahirkan saya, sampai melihat anaknya di katalog seperti itu. Kan memalukan," ujar Widuri.

Bahkan, ia juga tak berani keluar rumah. Ia takut menjadi bahan olok-olok teman-teman di kampus, yang tidak menyukai dirinya. 
Respons kepolisian dan Alexis
Rencananya 10 wanita yang masuk daftar Katalog Alexis akan membawa kasus ini ke polisi. Namun, Selasa 7 November 2017, baru empat wanita yang melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya. Belum ada lagi yang mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan kasus tersebut.

Laporan keempat wanita itu segera mendapat respons dari pihak kepolisian. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, mengatakan, pihaknya tentu akan menindaklanjuti laporan sejumlah wanita cantik tersebut. 

Pihaknya, kata Argo, sudah menerima beberapa laporan terkait hal itu. Kemudian, polisi akan menyelidiki apakah benar ada tindak pidana sehingga laporan bisa diteruskan nantinya.

"Tentu kalau ada laporan akan kami selidiki dalam penyelidikan, dicari apakah ada pidananya atau enggak," ujar dia saat dikonfirmasi, Rabu 8 November 2017.

Apabila memang ada tindak pidana di dalam laporan tersebut, lanjut Argo, tentu polisi akan mencari tahu dan memburu siapa yang menyebarkan foto-foto para wanita cantik dan seksi itu ke dalam daftar Katalog Alexis.

"Siapa yang mengupload gambar itu, siapa," katanya.

Sementara itu, pihak Alexis, yang diwakili Legal & Corporate Affair Alexis Group, Lina Novita,  membantah bahwa pihaknya tidak pernah membuat dan memiliki buku daftar wanita-wanita pelayan seks untuk tamu yang mendatangi hotelnya. Daftar foto wanita-wanita di Katalog Alexis itu tidak benar. "Maaf, itu (katalog Alexis) tidak benar. Itu hoaks saja," kata Lina, Rabu 8 November 2017.

Lina mengatakan, selama beroperasi, Hotel Alexis tak pernah menyediakan wanita-wanita pelayan seks untuk para tamu. Lina meminta masyarakat tak begitu mudah percaya dengan kemunculan gambar Katalog Alexis di media sosial.

Terkait kasus ini, Lina belum bisa memastikan apakah pihak Alexis Group akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. "Saya belum bisa jawab itu," ucapnya. (one)

0 komentar:

Posting Komentar