Sejak era video digital HD menjadi populer, antarmuka kabel yang biasa dipakai juga mengalami beberapa penyesuaian. Paling populer kita kenal kabel HDMI, kemudian ada DVI, lalu juga DisplayPort dan terakhir USB tipe C. Kita kupas masing-masing yuk..
HDMI
HDMI (High Definition Multimedia Interface) punya beberapa variasi bentuk seperti Mini dan Micro HDMI. Kelebihan kabel ini adalah mampu menyalurkan sinyal video dan audio, sehingga menjadi port wajib yang mesti ada di TV modern, lalu perangkat lain seperti kamera, proyektor, laptop serta PC/mini PC.
HDMI mengadopsi TMDS (Transition-minimized differential signaling) yang memiliki total empat protokol saluran komunikasi; satu saluran untuk setiap warna RGB (merah, hijau dan biru) dan satu saluran untuk sinkronisasi jam. Versi asli ‘1.0’ kompatibel dengan kecepatan transmisi hingga 4,95 Gbps dan hingga 1080 piksel. Berikut ‘versi 1.2’ yang ditujukan untuk PC dan versi ‘1.3’ berikutnya kompatibel sampai dengan Full HD. Versi ‘1.4’ berikutnya membawa kompatibilitas dengan 4K (30 Hz / 24 Hz), dan akhirnya ‘versi 2.0’ tercapai yang membawa serta peningkatan kecepatan dan fungsi transmisi untuk memungkinkan kompatibilitas dengan 4K (60 Hz) dan juga dukungan untuk Rasio aspek 21: 9 ditemukan pada ponsel cerdas. Kabel juga dibagi dengan persyaratan perangkat keras; Kabel ‘standar’ untuk kabel 1080i, ‘kecepatan tinggi’ untuk kabel 1080p, dan ‘premium’ hingga 4K (60Hz). Meski kecepatan data sudah meningkat jauh sejak era HDMI awal, tapi untuk bisa mendukung laju data video 8K di masa depan, kabel HDMI tampaknya bakal kesulitan juga.
DVI
Mari kita lihat lagi seperti apa itu DVI – sang perintis keluaran video digital PC. DVI adalah terminal keluaran video analog untuk PC yang muncul setelah D-Sub. Jadi DVI hanya berisi video saja tanpa audio, maka itu kerap dipakai dari PC ke monitor. DVI port memiliki matriks pin sinyal digital 8 x 3, dengan satu pin sinyal analog unik ke samping.
DVI memiliki 3 jenis konektor – DVI-D (Digital) untuk sinyal digital saja, DVI-A (Analog) untuk sinyal analog saja, dan DVI-I (Integrated) untuk sinyal dual-use digital dan analog. Meski konektor saling terkait, pin penghubungnya bisa berbeda. Satu-satunya pin sinyal analog pada DVI-D adalah pin datar di sampingnya, namun pada DVI-A / I semua pin sinyal analog tersambung.
Adanya kemiripan cara kerja dengan HDMI membuat kita bisa melakukan konversi dari DVI ke HDMI bila diperlukan. Kemampuan data DVI juga cukup cepat dengan kemampuan WUXGA (1920×1200 piksel), bahkan bisa di push hingga ke 4K 3840×2400 piksel, tapi sekali lagi untuk masa depan memang sudah ‘mentok’ bila mau lebih dari 4K. Maka itu banyak monitor modern yang mulai menggantikan DVI dengan HDMI saja.
Display Port
DisplayPort telah dikembangkan sebagai penerus standar DVI, dan diumumkan sebagai ‘versi 1.0’ oleh VESA pada tahun 2006. DisplayPort telah dikembangkan sebagai penerus standar DVI, dan diumumkan sebagai ‘versi 1.0’ oleh VESA pada tahun 2006.
Versi asli 1.0 yang dikenalkan pada tahun 2006 mampu mentransmisikan kecepatan 2,7 Gbps dengan empat jalur (memberikan kecepatan maksimum efektif 8,64 Gbps). Kemudian pada tahun 2009 ‘versi 1.2’ dirilis yang mampu 5,4 Gbps dengan empat jalur (efektif 17,28 Gbps). Dan akhirnya pada 2014 ‘versi 1.3’ diumumkan yang mampu 8,1 Gbps dengan 4 jalur (efektif 25,92 Gbps). Ini berarti DisplayPort secara teori dapat mendukung video uncompressed 8K / 30Hz.
DisplayPort ‘versi 1.2’ dan seterusnya memiliki single atau dual mode. Modus ganda sesuai dengan keluaran sinyal DVI / HDMI, sehingga sinyal video dapat dikirim ke perangkat input DVI / HDMI menggunakan kabel / adaptor murah (tidak memproses sinyal). Di sisi lain, single mode tidak sesuai dengan output sinyal DVI / HDMI, jadi konverter aktif diperlukan untuk mengubah sinyal ke DVI / HDMI.
Dengan DisplayPort ‘versi 1.2’ atau yang lebih baru, Anda dapat menghubungkan monitor dalam rangkaian multi-monitor menggunakan daisy-chain secuence yang menghubungkan PC ke monitor pertama, monitor pertama ke monitor kedua, monitor kedua ke monitor ketiga dan seterusnya. sebagainya, artinya hanya satu DisplayPort yang dibutuhkan untuk menghubungkan komputer ke beberapa monitor.
Mini DisplayPort adalah versi kecil dari DisplayPort – dengan lebar hanya 7.55 mm. Mini DisplayPort dikembangkan oleh Apple, namun pada tahun 2015 Apple memutuskan untuk mengembangkan Thunderboltbersama Intel, yang sekarang digunakan sebagai pengganti Mini DisplayPort. Thunderbolt (dan Thunderbolt 2) dapat digunakan dengan konektor Mini DisplayPort; dengan kabel yang tidak hanya menampilkan DisplayPort, tapi juga sinyal PCI Express.
Namun sejak era di Thunderbolt 3, konektornya telah diubah total dan kini menjadi sama dengan konektor USB-C yang agak membingungkan. Kecepatannya Thunderbolt generasi ketiga ini melampaui kebutuhan saat ini yaitu 20 Gbps.
Lalu apa itu USB tipe C dan standar USB 3.1 ?
USB Type-C adalah tipe konektor baru yang dibuat oleh standar USB 3.1, dengan bentuk dan ukuran yang mirip dengan micro USB, namun memiliki bentuk atas dan bawah yang identik sehingga bisa dibalik. Jangan salah paham, USB-C adalah konektor dan bentuk kabel terbaru untuk USB 3.1, namun bukan berarti bahwa itu kabel dan konektor tersebut sudah memenuhi standar kecepatan USB 3.1.
Meski saat ini belum banyak peranti yang mendukung USB Type-C, tapi antarmuka 3.1 yang dimilikinya ini memang menjanjikan. Pertama tentu adalah kecepatannya. Kabel USB-C dengan standar USB 3.1 bisa mengantarkan data hingga 10 Gbps (2x kecepatan USB 3.0), sambil menyalurkan daya listrik hingga 100W (USB lama biasanya up to 10W, atau 2 Amp, 5 Volt) sehingga bisa untuk dipakai mentenagai peranti lain yang terhubung yang berdaya lebih besar (misal komputer perlu 20 Volt dengan daya 5 Amp seperti MacBook). Bahkan di standar 3.2 sudah bisa mencapai 20 Gbps alias sama dengan Thunderbolt 3.
Bentuk konektor USB type-C yang kecil (mirip micro USB atau USB-B) sangat memudahkan mengingat gadget saat ini semakin mengecil. Karena kecil, USB-C tidak perlu ada versi mini, mikro atau apapun juga, hanya satu bentuk saja sehingga memudahkan dan hebatnya bisa dipasang bolak balik atas bawah (beda dengan USB lama yang tidak boleh terbalik). Repotnya adalah bila kita ingin peranti USB-C ini punya kompatibiltas maksimum, maka kita perlu punya adaptor untuk mengubah kepala USB-C ke USB-B (micro USB yang umum di ponsel Android) atau USB-C ke USB-A (kepada USB standar di komputer).
0 komentar:
Posting Komentar